Studi BAPETEN Ungkap Perlunya Optimisasi Paparan Medik di Beberapa Wilayah Indonesia

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) melalui kajian terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal Pengawasan Tenaga Nuklir, mengungkapkan hasil evaluasi awal terkait optimisasi paparan medik pada penggunaan CT Scan dan radiografi umum di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia. Kajian ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menekan dosis radiasi yang diterima pasien sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) tanpa mengorbankan kualitas gambar diagnostik yang diperlukan.

Credit: Pixabay

Penelitian yang dipimpin oleh Ida Bagus Gede Putra Pratama dan Endang Kunarsih dari Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif, BAPETEN, menyoroti bahwa meskipun secara nasional terjadi peningkatan dalam optimisasi paparan medik, masih terdapat beberapa wilayah yang menunjukkan dosis radiasi yang lebih tinggi dari Tingkat Panduan Diagnostik (TPD) Indonesia. Penelitian ini mengacu pada data yang dikumpulkan dari 273 fasilitas kesehatan di Indonesia selama periode Januari hingga Desember 2022.

Hasil Evaluasi:

  • Kalimantan: Wilayah ini mencatat dosis radiasi yang signifikan pada pemeriksaan CT Abdomen dan CT Urologi, jauh melebihi TPD Indonesia. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus dalam penerapan optimisasi paparan medik di wilayah ini.
  • Bali dan Nusa Tenggara: Dosis radiasi untuk pemeriksaan Lumbar Spine AP pada radiografi umum di wilayah ini tercatat 238,5% lebih tinggi dari TPD Indonesia, mengindikasikan perlunya tindakan korektif untuk menurunkan dosis radiasi yang diterima pasien.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pada beberapa jenis pemeriksaan, terutama pada CT Abdomen dan CT Chest, nilai DLP (Dose Length Product) meningkat meskipun nilai CTDIvol (Computed Tomography Dose Index) menurun. Hal ini disebabkan oleh peningkatan panjang pemeriksaan yang menyebabkan peningkatan dosis radiasi total yang diterima pasien.

Langkah ke Depan:

BAPETEN menekankan perlunya peningkatan kesadaran dan upaya optimisasi di wilayah-wilayah yang masih menunjukkan nilai TPD yang tinggi. Selain itu, BAPETEN juga berencana untuk melibatkan pemangku kepentingan seperti Kementerian Kesehatan dan asosiasi profesi terkait untuk merumuskan pedoman teknis optimisasi yang lebih efektif dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Untuk meningkatkan penerapan optimisasi secara nasional, BAPETEN akan membentuk tim ahli yang terdiri dari dokter spesialis radiologi, fisikawan medik, dan radiografer guna menyusun panduan teknis yang dapat diterapkan di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia. Dengan upaya ini, diharapkan penerapan optimisasi paparan medik dapat lebih merata dan nilai TPD Indonesia dapat diturunkan lebih lanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Baca/unduh hasil kajian di sini.

Posting Komentar untuk "Studi BAPETEN Ungkap Perlunya Optimisasi Paparan Medik di Beberapa Wilayah Indonesia"