Pemerintah Siapkan Sistem Hibrida Nuklir dan Energi Terbarukan untuk Atasi Kebutuhan Listrik di Masa Depan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat, pemerintah Indonesia tengah mengembangkan Sistem Hibrida Tenaga Nuklir dan Energi Terbarukan (SHTNET). Sistem ini merupakan kombinasi antara Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

SHTNET

Diperkirakan, pada tahun 2030, kebutuhan listrik di Indonesia akan mencapai 390 TWh dengan lebih dari 103 juta pelanggan. Menghadapi tantangan ini, SHTNET hadir sebagai solusi yang tidak hanya mampu menyediakan energi listrik yang stabil dan berkesinambungan, tetapi juga ramah lingkungan.

“Sistem ini menggabungkan keunggulan PLTN yang mampu menyediakan daya konsisten untuk kebutuhan listrik dasar dengan energi terbarukan yang dapat menyimpan dan menyediakan energi saat beban puncak,” jelas Fery Putrawan Cusmanri, peneliti dari KEPCO International Nuclear Graduate School, Korea Selatan, dalam laporannya.

Namun, penggunaan energi nuklir dalam sistem ini menuntut perhatian khusus pada isu keselamatan. Studi menunjukkan, beberapa faktor keselamatan penting yang perlu diperhatikan termasuk potensi kejadian eksternal seperti kebakaran dan kegagalan struktur pada pembangkit listrik energi terbarukan yang dapat mempengaruhi operasi PLTN.

Dengan potensi besar dari sumber energi terbarukan di Indonesia yang mencapai 442 GW, SHTNET dipandang sebagai opsi strategis untuk mendukung ketahanan energi nasional. Meski demikian, regulasi terkait penerapan sistem ini masih dalam tahap pengembangan oleh pemerintah, terutama untuk menjamin keselamatan dan keamanan dalam penggunaannya.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) kini tengah merumuskan regulasi yang akan mengatur penerapan SHTNET di masa mendatang. Diharapkan, regulasi tersebut dapat menjadi dasar yang kuat untuk investasi dan pengembangan lebih lanjut dari teknologi ini di Indonesia.

Dengan pengembangan SHTNET, Indonesia tidak hanya berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga berkontribusi dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim, sejalan dengan kesepakatan Paris Agreement yang telah diratifikasi.

Baca/unduh dokumen penelitian di sini.

Posting Komentar untuk "Pemerintah Siapkan Sistem Hibrida Nuklir dan Energi Terbarukan untuk Atasi Kebutuhan Listrik di Masa Depan"