Pengembangan Sistem Pemantauan Radiasi Nirawak untuk Reaktor Riset di Indonesia

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) telah mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana untuk pengawasan radiasi reaktor riset menggunakan teknologi nirawak (drone). Hal ini dilakukan sebagai langkah mitigasi dalam menghadapi potensi bencana alam yang bisa merusak sistem pemantauan stasioner yang ada saat ini.

Nirawak

Sistem pemantauan radiasi nirawak ini dirancang agar mampu memantau paparan radiasi secara real-time dan menyediakan data dalam bentuk peta panas radiasi. Teknologi ini memanfaatkan kendaraan udara nirawak berjenis sayap rotari, detektor radiasi CdZnTe, serta sistem navigasi berbasis GPS/GLONASS. Pemantauan ini penting guna menjaga keselamatan lingkungan sekitar fasilitas nuklir di Indonesia.

Dengan kemampuan mobilitasnya, drone ini mampu menjangkau area yang sulit dijangkau, seperti pada kondisi darurat bencana. Teknologi ini diharapkan dapat memperkuat sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir di Indonesia.

Artikel ini diterbitkan dalam Jurnal Pengawasan Tenaga Nuklir edisi Desember 2021, sebagai bagian dari upaya BAPETEN dalam memastikan keamanan fasilitas nuklir di Indonesia.

Baca/unduh hasil kajian di sini.

Posting Komentar untuk "Pengembangan Sistem Pemantauan Radiasi Nirawak untuk Reaktor Riset di Indonesia"