Sistem Baru untuk Pantau Suhu Reaktor Kartini: Inovasi Teknologi Demi Keselamatan Nuklir

Peneliti dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) berhasil merancang dan membangun sistem penampil suhu bahan bakar untuk Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan operasional reaktor, yang sudah beroperasi sejak 1974, terutama dalam pengawasan suhu bahan bakar yang merupakan parameter penting dalam reaktor nuklir.

Sistem lama di Reaktor Kartini pernah mengalami kerusakan, sehingga suhu bahan bakar tidak dapat ditampilkan secara akurat di ruang kendali. Dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51 dan rangkaian konverter analog ke digital (ADC-0809), sistem baru ini mampu mengubah sinyal analog dari termokopel menjadi data digital yang kemudian ditampilkan di layar LCD. Sistem ini dirancang untuk menampilkan suhu hingga 250°C, memberikan operator reaktor informasi real-time mengenai kondisi bahan bakar.

Credit: Pixabay
Credit: Pixabay

Pengujian sistem dilakukan selama 4,5 jam pada daya operasi 100 kW. Hasilnya, sistem berhasil menampilkan suhu bahan bakar di ring B dengan suhu stabil sekitar 117°C. Hasil pengukuran ini divalidasi menggunakan tabel tegangan vs suhu pada termokopel tipe K. Selain itu, sistem ini juga diuji pada beberapa tingkat daya operasi lainnya seperti 25 kW, 50 kW, dan 75 kW, dan memberikan hasil yang konsisten dan akurat.

Salah satu keunggulan sistem baru ini adalah kemampuannya untuk mengurangi kesalahan manusia dalam membaca tegangan dari termokopel secara manual, yang sebelumnya sering dilakukan dengan menggunakan voltmeter portabel. Dengan adanya sistem ini, suhu bahan bakar dapat langsung ditampilkan dalam satuan derajat Celsius (°C), mempermudah operator untuk memantau dan menjaga keselamatan reaktor selama operasional.

Inovasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengawasan keselamatan reaktor nuklir di Indonesia, serta menjadi model bagi pengembangan teknologi serupa di masa depan. Keberhasilan sistem ini tidak hanya mendukung operasional Reaktor Kartini, tetapi juga sejalan dengan standar keselamatan yang diatur oleh BAPETEN, seperti yang tercantum dalam Peraturan Kepala BAPETEN No. 9 Tahun 2013 tentang Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya.

Dengan diterapkannya teknologi baru ini, Reaktor Kartini diharapkan dapat terus berfungsi secara optimal untuk kegiatan penelitian, iradiasi, serta pendidikan dan pelatihan dalam bidang nuklir. Selain itu, teknologi ini dapat diadopsi oleh fasilitas nuklir lainnya di Indonesia untuk meningkatkan standar keselamatan di sektor tenaga nuklir nasional.

Baca/unduh hasil kajian di sini.

Posting Komentar untuk "Sistem Baru untuk Pantau Suhu Reaktor Kartini: Inovasi Teknologi Demi Keselamatan Nuklir"