Studi Terbaru Menunjukkan Bahaya Cuaca dan Gempa Bumi sebagai Ancaman Utama Untuk PLTN Bertapak Air

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bertapak air mulai menjadi perhatian utama di berbagai negara, terutama dalam kaitannya dengan distribusi energi ke daerah terpencil. Studi terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal Pengawasan Tenaga Nuklir mengungkapkan bahwa PLTN jenis ini, yang meliputi PLTN Apung, PLTN berbasis gravitasi (GBS), dan PLTN bawah laut, menghadapi berbagai bahaya eksternal yang harus diantisipasi dengan cermat.

Studi ini menyoroti bahwa bahaya cuaca, seperti badai dan angin kencang, serta bahaya gempa bumi dan tsunami, merupakan ancaman signifikan bagi keselamatan PLTN bertapak air. Bahaya-bahaya ini memerlukan pertimbangan khusus dalam desain dan operasional PLTN guna menghindari kecelakaan yang dapat berdampak luas.

Credit: Pixabay
Credit: Pixabay

PLTN Apung, misalnya, dapat dengan mudah terpengaruh oleh kondisi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan perpindahan posisi atau bahkan kerusakan fisik yang serius pada fasilitas tersebut. Sementara itu, PLTN GBS yang ditanam di dasar laut juga tidak luput dari ancaman gempa bumi yang dapat merusak struktur fondasi.

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya revisi peraturan keselamatan yang lebih ketat untuk PLTN bertapak air di Indonesia, mengingat risiko gempa dan tsunami yang tinggi di wilayah tersebut. Studi ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan keselamatan yang lebih komprehensif.

Baca jurnal di sini

Posting Komentar untuk "Studi Terbaru Menunjukkan Bahaya Cuaca dan Gempa Bumi sebagai Ancaman Utama Untuk PLTN Bertapak Air"